Nakano Takeko : Samurai Wanita yang Rela Dipenggal Adiknya demi Kehormatan

Samurai adalah sebutan untuk prajurit elit Jepang yang terkenal dengan keberanian, kesetiaan, dan keterampilan bertempur mereka. Namun, tidak banyak yang tahu bahwa ada juga samurai wanita yang tidak kalah hebat dan berani dari samurai pria. Salah satunya adalah Nakano Takeko, seorang samurai wanita yang memilih dipenggal adiknya daripada jadi trofi musuh.

Nakano Takeko : Samurai Wanita yang Rela Dipenggal Adiknya demi Kehormatan
ilustrasi, sumber : wikipedia

Nakano Takeko lahir pada tahun 1847 di klan Aizu, salah satu klan yang setia kepada shōgun Tokugawa Yoshinobu. Ketika Perang Boshin meletus pada tahun 1868 antara pendukung shōgun dan pendukung kaisar Meiji, Nakano Takeko ikut berperang untuk membela shōgun. Ia membentuk batalyon wanita temporer yang terdiri dari 20-30 wanita yang memiliki latar belakang sebagai ahli seni bela diri.

Pada tanggal 16 Oktober 1868, Nakano Takeko dan batalyon wanitanya terlibat dalam pertempuran di jembatan Yanagi, di daerah Nishibata, di Fukushima. Mereka menghadapi pasukan kaisar Meiji yang lebih besar dan lebih modern. Nakano Takeko memimpin serangan dengan menggunakan naginata, senjata tradisional Jepang berupa tombak dengan mata pisau panjang.

Dalam pertempuran sengit itu, Nakano Takeko berhasil membunuh lima musuh dengan naginatanya. Namun, nasib sial menimpanya ketika ia terkena tembakan di dada. Ia sadar bahwa ia tidak akan bisa bertahan lama dan ia tidak mau kepalanya diambil oleh musuh sebagai trofi perang. Oleh karena itu, ia meminta adiknya, Yokoyama Yūko, yang juga ikut berperang, untuk memenggal kepalanya sebelum musuh melakukannya.

Kepala Nakano Takeko kemudian dibawa oleh adiknya ke kuil Hōkai di Aizubange, Fukushima, dan dikuburkan di bawah pohon yang masih berdiri hingga sekarang. Di sana, ia mendapat penghormatan sebagai pahlawan perempuan yang berani dan setia. Di dekat makamnya, didirikan sebuah monumen untuk mengenang jasanya dan batalyon wanitanya. Monumen itu dibangun atas usaha Dewa Shigetō, seorang laksamana angkatan laut Jepang yang berasal dari Aizu.

monimen nakano takeko

statue nakano takeko


Setiap tahun, selama Festival Gugur Aizu, sekelompok gadis muda mengenakan hakama dan ikat kepala putih ikut dalam arak-arakan untuk menghormati kenangan Nakano Takeko dan batalyon wanitanya. Mereka membawa naginata, senjata yang digunakan oleh Nakano Takeko dalam pertempuran. Mereka juga menyanyikan lagu-lagu yang menceritakan kisah-kisah heroik Nakano Takeko dan samurai wanita lainnya.

Nakano Takeko tidak hanya dihormati di Jepang, tetapi juga di dunia. Ia menjadi inspirasi bagi banyak orang, terutama perempuan, yang ingin menunjukkan kekuatan dan keberanian mereka. Ia juga menjadi tokoh dalam berbagai karya seni, seperti buku, film, manga, anime, dan video game. Salah satu contohnya adalah film Samurai Warrior Queens yang menceritakan tentang hidup dan pertempuran Nakano Takeko.

Tahun dimana Nakano meninggal adalah tahun yang sama ketika kelas samurai dihapuskan oleh pemerintah Meiji. Ia menjadi salah satu samurai terakhir yang berjuang dengan gagah berani dan mati dengan terhormat. Kisah hidupnya menjadi inspirasi bagi banyak orang, terutama wanita, untuk tidak menyerah dalam menghadapi tantangan dan musuh.

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama