Salju di Papua, Keajaiban Fenomena Alam? Inilah Penyebabnya

Papua, sebuah provinsi di Indonesia yang terkenal dengan kekayaan alam dan keanekaragaman budayanya, baru-baru ini menjadi sorotan media sosial karena fenomena alam yang jarang terjadi: salju. Ya, salju, benda putih dingin yang biasanya hanya bisa ditemukan di daerah bersuhu rendah seperti kutub atau pegunungan tinggi.

ikustrasi fenomena salju tambang gasberg
ilustrasi salju

Salju turun di tambang Grasberg, salah satu tambang tembaga dan emas terbesar di dunia yang berlokasi di Puncak Jaya, Mimika, Papua. Tambang ini dikelola oleh PT Freeport Indonesia, sebuah perusahaan yang juga menjadi salah satu sumber kontroversi di Papua karena isu lingkungan, hak asasi manusia, dan konflik politik.

Video dan foto salju di Grasberg tersebar luas di media sosial, menarik perhatian dan komentar dari banyak orang. Beberapa orang menganggap salju di Papua sebagai keajaiban dan keindahan alam, sementara yang lain mengkhawatirkan dampaknya terhadap lingkungan dan masyarakat Papua.

Lalu, apa sebenarnya penyebab salju turun di Papua

Menurut Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), salju turun di Grasberg adalah fenomena alam yang terjadi setiap tahun pada bulan Juni, Juli, dan Agustus1. Fenomena ini disebabkan oleh suhu udara yang sangat rendah di puncak Grasberg yang memiliki ketinggian lebih dari 4.600 meter di atas permukaan laut (mdpl).

Suhu udara di puncak Grasberg berkisar antara 15 hingga 18 derajat celcius, dan akan turun 1 derajat untuk setiap kenaikan ketinggian 100 mdpl. Jadi, jika ada awan yang mengandung uap air melewati puncak Grasberg, uap air tersebut akan membeku dan jatuh sebagai salju.

Salju turun di Grasberg bukanlah hal baru. Sejak tahun 1972, sudah ada catatan tentang salju turun di Papua. Bahkan, pada tahun 2010, salju turun cukup tebal hingga mencapai ketebalan 20 sentimeter. Salju juga pernah turun pada bulan Oktober dan November, meskipun jarang terjadi.

Namun, meskipun salju turun di Papua adalah fenomena alam yang normal, bukan berarti tidak ada dampak negatifnya terhadap lingkungan dan masyarakat Papua. Beberapa dampak yang mungkin terjadi adalah :

  • Salju dapat mengganggu aktivitas pertambangan di Grasberg, baik dari segi keselamatan maupun produktivitas. Salju dapat menyebabkan longsor, banjir, atau kerusakan peralatan.
  • Salju dapat mengubah ekosistem pegunungan Papua yang seharusnya beriklim tropis menjadi beriklim dingin. Hal ini dapat mempengaruhi flora dan fauna yang hidup di sana, termasuk spesies endemik seperti burung cendrawasih.
  • Salju dapat mempengaruhi kesehatan dan kesejahteraan masyarakat Papua, khususnya yang tinggal di daerah pegunungan. Mereka mungkin tidak memiliki pakaian atau perlindungan yang cukup untuk menghadapi suhu dingin. Mereka juga mungkin tidak memiliki akses ke sumber air bersih atau pangan yang cukup jika salju menutupi tanah.

Oleh karena itu, salju turun di Papua bukanlah hal yang bisa disepelekan atau hanya dinikmati sebagai pemandangan indah. Salju turun di Papua adalah sebuah peringatan bagi kita semua untuk lebih peduli terhadap lingkungan dan masyarakat Papua. Kita harus berusaha untuk menjaga keseimbangan alam dan mengurangi emisi gas rumah kaca yang dapat mempercepat pemanasan global. Kita juga harus memberikan dukungan dan bantuan kepada masyarakat Papua yang mungkin mengalami kesulitan akibat salju turun di Papua.

Salju turun di Papua adalah sebuah fenomena alam yang luar biasa, tetapi juga menantang. Mari kita bersama-sama menghargai dan menjaga kekayaan alam dan keanekaragaman budaya Papua.

sumber :

  1. nasional okezone
  2. economy okezone
  3. jabar viva

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama