Apa Itu Kremasi Air? Metode Pemakaman yang Bisa Membuat Tubuh Hilang Tanpa Bekas

Anda mungkin sudah familiar dengan pemakaman, kremasi, atau donasi tubuh sebagai cara mengurus jenazah seseorang. Namun, tahukah Anda bahwa ada metode pemakaman baru yang bisa membuat tubuh Anda larut dalam air dan kimia? Metode ini disebut kremasi air, dan mungkin akan menjadi tren di masa depan.

kremasi air
ilustrasi

Kremasi air, atau hidrolisis alkali, adalah proses pembuangan jenazah manusia atau hewan peliharaan dengan menggunakan larutan air dan natrium hidroksida, dan dipanaskan pada suhu dan tekanan tinggi. Proses ini menghancurkan ikatan dalam jaringan tubuh dan akhirnya menghasilkan cairan berwarna hijau kecoklatan dan tulang lunak berwarna putih. Cairan tersebut mengandung asam amino, peptida, garam, gula, dan sabun, sedangkan tulang tersebut terdiri dari kalsium fosfat. Tulang-tulang tersebut kemudian dihancurkan menjadi bubuk putih dan dikembalikan kepada keluarga almarhum, sama seperti abu yang dihasilkan dari kremasi api.

Metode ini diklaim lebih ramah lingkungan daripada kremasi api, karena menggunakan lebih sedikit energi dan menghasilkan lebih sedikit karbon dioksida dan polutan. Selain itu, metode ini juga lebih higienis dan aman, karena dapat menonaktifkan virus, bakteri, dan prion yang menyebabkan penyakit. Cairan yang dihasilkan dari proses ini juga steril dan dapat dibuang melalui sistem pembuangan air.

Namun, metode ini masih jarang digunakan sebagai praktik pemakaman untuk manusia. Metode ini baru ditawarkan kepada publik sekitar satu dekade yang lalu, dan saat ini baru diizinkan dan diatur di 26 negara bagian AS. Di luar AS, metode ini juga masih belum populer. Salah satu alasan utamanya adalah kurangnya kesadaran dan pemahaman masyarakat tentang metode ini. Banyak orang yang merasa tidak nyaman atau takut dengan ide melarutkan tubuh mereka dalam larutan kimia.

Namun, ada juga orang-orang yang tertarik dengan metode ini, salah satunya adalah Desmond Tutu, tokoh anti-apartheid, pemenang Nobel, dan uskup agung emeritus Anglikan yang meninggal pada akhir tahun 2022. Tutu meminta kremasi air sebagai cara pemakaman ramah lingkungan untuk jenazahnya. Permintaannya ini menarik perhatian media internasional dan meningkatkan kesadaran tentang kemungkinan metode ini.

sumber : 1 2 3

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama